Lakukan Amalan Baik ini di Bulan Ramadhan

Amalan di Bulan Ramadhan –  kita sebagai muslim diwajibkan berpuasa Ramadhan dan zakat fitrah sebagai sarana taat kepada Allah SWT, dan Allah Ta’ala memberi ampunan-Nya untuk kita yang menunaikan ibadah tersebut ikhlas karenaNya.

Selain itu, keutamaan bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kebaikan, setiap amal kebaikan dilipatgandakan, setiap dosa diampuni jika seorang hamba kembali kepada Allah (bertaubat), Ramadhan adalah bulan penuh ampunan.

Oleh karena itu, jangan sampai kita melewatkan bulan mulia ini, bulan penuh ampunan dan kesempatan terbaik untuk bertaubat. Tidak sedikit pula, seorang hamba yang tidak mendapatkan apa-apa dari berpuasa kecuali lapar dan haus, dalam hadits riwayat Ath-Tahbrani,

“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya menahan lapar dan dahaga saja.” (HR. Ath-Thabrani)

Untuk itu, mari kita tunaikan ibadah puasa ramadhan dan amalan-amalan sunnah lainnya dengan sungguh-sungguh dengan ikhlas dan sebagai sarana ketaatan kita kepada Allah Swt.

Selain ibadah wajib dibulan ramadhan, amalan sunnah (ibadah sunnah) juga kita maksimalkan sebagai sarana taat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Amalan-amalan sunnah ini bisa menjadi pelengkap atau penyempurna ibadah wajib kita di bulan Ramadhan.

Berikut amalan-amalan sunnah yang bisa kita laksanakan di bulan suci ini.

Telah Allah Swt. sampaikan dalam firmanNya di surat Al Qadar, bahwasannya Al Quran Allah diturunkan pada saat Bulan Ramadhan tepatnya pada malam Lailatul Qadar,

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (lailatul qadar)” (QS. Al-Qadar: 1).

Oleh karena peristiwa itu, Ramadhan juga dikenal sebagai bulan Al Quran. Berikut amalan-amalan yang berkenaan dengan bulan Al Quran dan amalan lain yang bisa kita kerjakan, semoga Allah Swt meridhoi kita semua.

1. Tadarrus Al Quran

Rasulullah dan para sahabat memiliki kebiasaan merutinkan dan melebihkan dalam bertadarrus Al-Quran. Menurut hadits riwayat Ibnu Abbas ra, beliau berkata,

“Rasulullah. adalah orang yang paling pemurah terlebih-lebih dalam bulan Ramadhan, bulan dimana beliau selalu ditemui Jibril. Jibril menemuinya setiap bulan Ramadhan untuk bertadarrus Al Quran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ramadhan bisa dijadikan momen spesial  untuk merutinkan serta melebihkan dalam membaca Al-Quran, tertuama bagi kita yang jarang membaca Al Quran di bulan bulan lainnya.

Dengan datangnya Ramadhan ini, kita bisa lebih giat membacanya, jika perlu carilah guru untuk bisa mengajari memahami maknanya dan mengamalkannya.

10 Tips Puasa Ringan
Makan Sahur, sumber : Keranda

Membaca Al-Quran didalamnya terdapat banyak sekali kebaikan, terlebih Allah akan melipat gandakan pahala berkali-kali lipat pada setiap amalan yang dilakukan ummat Islam di bulan suci Ramadhan.

Sebuah keutamaan yang tidak pernah Allah berikan kepada ummat Islam di bulan-bulan lain selain bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, begitu sangat rugi jika kita lalui Ramadhan hanya dengan rasa lapar dan dahaga tanpa amalan lain yang bisa mendekatkan kita kepada Allah di bulan Ramadhan.

***

2. Mengkhatamkan Al Quran

Amalan ini dicontohkan oleh para salafussholih, berikut dasar riwayatnya, “Imam Syafi’i rahimahullah mengkhatamkan Al Qur’an pada setiap bulan Ramadhan sebanyak 60 kali, dan setiap bulannya mengkhatamkan sebanyak 30 kali” (Ar’Rabi’ (murid Imam Syafi’i))

“Al-Rabi’ berkata : “Imam al-Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 60 kali. Aku bertanya : “Apakah didalam shalat pada bulan Ramadhan ?”. Ia menjawab : ”benar”.

Diriwayatkan oleh Al-Sayyid Al-Jalil Ahmad Al-Duraqi dengan sanadnya dari Manshur Zadan termasuk tabi’in, dimana ia mengkhatamkan al-Qur’an diantara Dhuhur dan ‘Ashar, –

Ia (Imam Syafi’i) juga mengkhatamkan al-Qur’an antara Maghrib dan ‘Isya’, dan mengkhatamkan Al-Qur’an antara Maghrib dan ‘Isya’ sebanyak 2 kali pada bulan Ramadhan, ia mengakhirkan Isya’ pada bulan Ramadhan sampai seperampat malam.

Bagi seorang yang sudah bisa membaca al quran dengan baik dan benar (tartil) mengenai hukum-hukum bacaan / tajwidnya, membaca al quran 1 juz / hari akan bisa diselesaikan dengan cepat tanpa memberatkan. Namun berbeda untuk seseorang yang masih dalam belajar.

Bilamana seseorang belum begitu lancar dalam membaca Al-Qur’an (karena masih belajar), tentunya ini akan memberatkan jika tidak dibarengi dengan manajemen waktu yang baik, terlebih seseorang yang memiliki kesibukan lebih seperti bekerja.

Dikhawatirkan, seseorang yang hanya mengejar target khatam Al-Qur’an namun dalam membacanya belum baik dan benar justru akan mengurangi nilai keberkahannya.

Karena jika hanya berfokus mengejar target menyelesaikan bacaan hingga khatam, dan dengan sengaja tidak mempedulikan kebenaraan bacaan hal tersebut bukanlah memuliakan al-quran, justru yang seperti itu adalah sebaliknya.

Kita semua diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan dengan benar, seperti firman Allah, dalam Al-Qur’an surat Al-Muzammil ayat 4, Allah Swt berfirman yang artinya,

“Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan (tartil)” (Al-Muzzammil 4)

Sebaiknya, menyesuaikan keadaan. meskipun sedikit namun membacanya dengan baik dan benar tanpa terburu-buru dan dilakukan dengan istiqomah. Seperti yang disampaikan guru ngaji saya, membaca Al-Qur’an beda pengucapan panjang dan pendek dalam hukum tajwid sudah merubah makna.

Jadi kita perlu berhati-hati dalam membaca Al-Qur’an sebagai sarana memuliakan Al-Qur’an. Dan perlu difamani juga, tidak perlu takut atau khawatir dalam membaca al-quran jika kita belum lancar membacanya.

Seseorang yang belajar Al-Qur’an dengan ikhas ada banyak kebaikan dan pahala untuknya, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).

Bagaimanapun juga membaca Al-Qur’an mendatangkan kebaikan, syaratnya adalah dengan pula memuliakannya serta ikhlas karena Allah Swt. Jika sekiranya mampu, meskipun bacaan masih belum lancar. Sangat dianjurkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dibulan Ramadhan.

***

Ilustrasi Tugas Manusia di Dunia
Tingkatkan Ibadah Sunnah, sumber : Keranda

3. Menyegerakan Berbuka

Diantara sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  dalam berpuasa ialah sahur dan ifthar (berbuka puasa). Kedua hal ini tidak pernah sama sekali ditinggalkan oleh beliau, bahkan sahur merupakan pembeda antara puasa nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya dengan puasa kalangan ahlul kitab.

Oleh karena itu kita dapati dalam banyak hadits yang menunjukan perhatian dan antusias beliau dalam bersahur dan berbuka.  Pembahsan ini akan menguraikan berkenaan dengan ifthar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni menyegerakan berbuka (ifthar).

Beliau berbuka setelah terbenam matahari dan sebelum shalat maghrib, (setelah masuk masuk waktu berbuka puasa). Menurut Abu Darda radhiyallahu ‘anhu hal ini meruapakan salah satu dari akhlak para Nabi, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam al-Mu’jam al-kabir bahwa;

“Ada tiga perkara yang termasuk akhlaq para Nabi; menyegerakan ifthar, mengakhirkan makan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika (berdiri) dalam shalat” (Majma’ az Zawaid 2/150)

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, mengabarkan tentang kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka terlebih dahulu sebelum menunaikan shalat maghrib.

Beliau, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa sebelum melakukan sholat magrib dengan ruthob, jika tidak ada ruthob maka beliau berbuka tamar dan jika tidak ada tamar maka beliau meminum beberapa teguk air putih”. HR Abu Dawud (no. 2356)

Menyegerakan ifthar hal itu termasuk perkara kebaikan. Orang yang melakukannya sangat dicintai oleh Allah Ta’ala, sebagaimana sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut;

Dari Sahal bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits Qudsi diterangkan bahwa Allah mencintai orang yang menyegerakan buka puasa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

Allah Ta’ala berfirman, “Sesunggunya hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah yang paling menyegerakan ifthar

Sunnah Nabi Saw dalam mengawali berbuka yaitu dengan Kurma 

“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air” HR. Abu Dawud (no. 2356)

***

4. Makan Sahur

Dalam makan sahur terdapat keberkahan, makan sahur adalah suatu hal yang disunnahkan dan dianjurkan untuk diakhirkan. Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Makan asalnya mubah (boleh). Namun jika makan seperti ini diniatkan untuk taqorrub (mendekatkan diri) pada Allah dan menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bisa berubah menjadi hal yang disunnahkan.

Hadits ini menunjukkan dianjurkannya mengakhirkan makan sahur karena kata sahur dalam bahasa Arab dimaksudkan untuk akhir malam.

Kata ‘sahuur’ berbeda dengan kata ‘suhuur’. Sahuur berarti makanan yang dimakan di waktu sahur. Sedangkan suhuur bermakna aktivitas makan sahur. Jadi yang satu berarti makanan dan yang lain berarti (aktivitas) makan.

Semoga dengan menjalankan anjuran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan makan sahur ketika hendak berpuasa mendatangkan barokah dan anugerah dari Allah Swt.

***

5. Memberi Makan Orang Yang Berbuka

Seringkali ketika dalam suatu perjalanan saat Ramadhan kita menjumpai banyak sekumpulan orang sedang membagi-bagikan takjil atau nasi untuk berbuka puasa bagi para musafir yang sedang dalam perjalanan.

Hal itu mereka lakukan karena keutamaan yang didapat dari amalan itu seperti yang disabdakan oleh Nabi kita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya,

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Al Munawi rahimahullah juga menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air. (dari kitab Faidul Qodhir, 6/243)

***

Sedekah, sumber : Keranda
Sedekah, sumber : Keranda

6. Memperbanyak Bersedekah

Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan ummatnya untuk memperbanyak sedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi.

Demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:

‏إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

Tertulis dalam sebuah buku berjudul, “100 Hikmah Ramadhan Republika” Alm. Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub mengatakan bahwa Rasulullah lebih mendahulukan ibadah sosial (Ibadah Muta’addiyah) yakni infaq / bersedekah daripada ibadah-ibadah individual (Ibadah Qashiroh) seperti umroh, sholat, dsb, pada bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, Rasulullah lebih memilih banyak bersedekah atau infaq.

Rasulullah ditanya: “Sedekah manakah yang paling utama? beliau menjawab: Sedekah di Bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi).

Sedekah juga bisa kita niatkan sebagi penggugur dosa.

Dengan bersedekah dilandasi ketaan kepada Allah dapat menghapuskan dosa-dosa bagi pelakunya. Seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

***

7. Sholat Qiyyamul Ramadhan (Sholat Tarawih)

Ibadah sunnah yang khas yang merupakan amalan di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Dan yang paling penting diingat ialah shalat tarawain dapat dilakukan dirumah sekalipun.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah merasa khawatir karena takut shalat tarawih dianggap menjadi shalat wajib karena semakin hari semakin banyak yang ikut shalat berjamaah di masjid sehingga beliau akhirnya melaksanakan shalat tarawih sendiri di rumah.

Sholat tarawih adalah sholat yang dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dimalam bulan Ramadhan, Dalil mengenai sholat tarawih ini adalah sebagai berikut:

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat Dia, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Dia salat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti salat nabi), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. –

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya Dia bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Terdapat beberapa praktik tentang jumlah raka’at dan jumlah salam pada salat Tarawih. Pada masa Nabi Muhammad salat Tarawih hanya dilakukan tiga atau empat kali saja, tanpa ada satu pun keterangan yang menyebutkan jumlah raka’atnya.

Pada zaman khalifah Umar salat Tarawih dihidupkan kembali dengan berjamaah, dengan jumlah 20 raka’at dilanjutkan dengan 3 raka’at witir.

Sejak saat itu umat Islam di seluruh dunia menjalankan salat Tarawih tiap malam-malam bulan Ramadhan dengan 20 raka’at. Empat mazhab yang berbeda, yaitu mazhab Al-Hanafiyah (8 rakaat), Al-Malikiyah (sebagian 8 atau 20 rakaat) , Asy-Syafi’iyah (20 rakaat) serta Al-Hanabilah (sebagian 8 atau 20 rakaat).

Sedangkan Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus menjalankan salat Tarawih dengan 36 raka’at. Dan Ibnu Taimiyah menjalankan 40 raka’at.

Lalu bagaimana cara kita menjalankan amal ini? sedangkan banyak perbedaan pendapat dalam menunaikannya. Baiknya adalah mengikuti ulama yang sudah memilih mazhab yang sesuai.

Baiknya ikutilah seorang ulama yang sudah jelas ilmunya, dan belajar kepada guru agar kita mendapatkan tuntunan yang benar. Seperti mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti mazhab fiqh Imam Syafi’i, dan menjalankan sholat tarawih 20 rakaat.

***

8. I ’Tikaf di Masjid

Amalan di bulan ramadhan selanjutnya adalah I’tikaf. I’tikaf menurut bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan menurut istilah syar’i i’tikaf artinya menetap di masjid dengan tata cara khusus yang disertai niat.

Para ulama bersepakat bahwa hukum i’tikaf adalah sunnah bukan wajib, kecuali jika seseorang telah bernazar pada dirinya untuk beri’tikaf karena sesuatu hal.

Waktu i’tikaf afdhal nya adalah di akhir bulan ramadhan (10 hari terakhir) sebagaimana hadits yang disampaikan ummul mu’minin ‘Aisyah, ia berkata,

“Nabi salallahu ‘alaihi wassalam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan, hingga wafatnya kemudian istri-istri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi salallahu ‘alaihi wassalam beri ’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan menghindar dari segala kesibukan dunia, memperbanyak do’a dan berdzikir ketika itu. Hingga bisa berkonsentrasi penuh untuk bermunajat kepada Allah, dan memperoleh malam lailatul qadar,

I’tikaf hendaknya dilakukan di dalam masjid. Para ulama sepakat bahwa i’tikaf hanya sah jika dilakukan di dalam masjid, baik wanita maupun laki-laki. Imam Malik berpendapat bahwa i’tikaf boleh dilaksanakan di masjid manapun (asal dimasjid tersebut ditegakkan shalat lima waktu). Karena firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah : 187

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“….sedang kamu beri’tikaf dalam masjid..”

Imam Syafi’i menambahkan syarat, yakni masjid tersebut harus didirikan juga sholat jum’at. Tujuannya supaya ketika pelaksanaan sholat jumat orang yang beri’tikaf tidak perlu berpindah masjid.

***

Amalan Dzikir di Bulan Ramadhan, sumber : Keranda

9. Perbanyak Berdzikir, Istigfar dan Memohon Ampunan Kepada Allah Swt

Amalan di bulan ramadhan yang dapat menggugurkan dosa di bulan Ramadhan yang pertama adalah berdoa memohon ampunan dengan sungguh-sungguh. Allah telah berjanji dalam firman-Nya bahwa Ia akan mengabulkan doa dari para hamba-Nya, yaitu doa yang penuh dengan kesungguhan hati dan penuh pengharapan kepada Allah, terlebih doa yang dipanjatkan di bulan Ramadhan.

Berdoalah memohon ampunan dari-Nya atas segala dosa yang telah diperbuat. Insya Allah jika doa itu sungguh-sungguh, Allah akan mengampuninya.

Frima Allah SWT dalam (Q.S. al-Mu’min: 60).

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Q.S. al-Mu’min: 60)

Dalam berdoa memohon ampunan kepada Allah, perhatikan adab dan ketentuan di dalam berdoa, agar Allah menerima doa kita dan mengabulkan apa yang menjadi doa kita.

Seperti berdoa dalam keadaan bersuci, tidak tergesa-gesa, selalu memanfaatkan waktu mulia dimana doa tidak tertolak dan diijabahi seperti pada waktu anatar azan dan iqomah, selesai sholat, sepertiga malam terkahir dan terlebih waktu-waktu bulan suci Ramadhan.

Mulailah berdoa dengan membaca pujian kepada Allah dan shalawat, dan menjauhkan diri dari perkara haram yang akan menjadi tirai/penghalang ketika berdoa antara hamba dan Rabb-Nya. Mohonlah ampunan dari Allah meskipun dosa yang telah kita perbuat sangatlah banyak.

Dalam hadits riwayat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah Swt berfirman,

Wahai bani Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak akan peduli. Wahai bani Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli. –

-Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan seukuran bumi kemudian engkau datang menjumpai-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik atau menyekutukan-Ku dengan apapun juga, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan seukuran bumi juga,” (H.R. at-Tirmidzi).

Di waktu-waktu Ramadhan, perbanyak memohon ampunan kepada Allah Swt, perbanyak baca sholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, juga dzikir-dzikir yang lainya seperti tasbih, tahmid, takbir untuk lebih mendekatkan hati, jiwa kita kepada Allah Swt.

***

10. Umroh di Bulan Ramadhan

Sebagaimana amalan ada yang memiliki keistimewaan jika dilakukan pada waktu tertentu, demikian pula ibadah umrah. Umrah di bulan Ramadhan terasa sangat istimewa daripada umrah di bulan lainnya yaitu senilai dengan haji bahkan seperti haji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya pada seorang wanita,

مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّى مَعَنَا

Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?

Wanita itu menjawab, “Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya –ditunggangi suami dan anaknya-. Ia meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. –

Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ

Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256).

Dalam lafadz Muslim disebutkan,

فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً

Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim no. 1256)

Dalam lafadz Bukhari yang lain disebutkan,

فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى

Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari no. 1863).

Apa yang dimaksud senilai dengan haji?

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud adalah umrah Ramadhan mendapati pahala seperti pahala haji. Namun bukan berarti umrah Ramadhan sama dengan haji secara keseluruhan. Sehingga jika seseorang punya kewajiban haji, lalu ia berumrah di bulan Ramadhan, maka umrah tersebut tidak bisa menggantikan haji tadi.” (Syarh Shahih Muslim, 9:2)

Apakah umrah Ramadhan bisa menggantikan haji yang wajib?

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah (ketua Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia di masa silam) pernah menerangkan maksud umrah Ramadhan seperti berhaji bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. –

Beliau mendapat pertanyaan, “Apakah umrah di bulan Ramadhan bisa menggantikan haji berdasarkan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa berumrah di bulan Ramadhan maka ia seperti haji bersamaku”?

Jawaban Syaikh rahimahullah, “Umrah di bulan Ramadhan tidaklah bisa menggantikan haji. Akan tetapi umrah Ramadhan mendapatkan keutamaan haji berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, –

Umrah Ramadhan senilai dengan haji.” Atau dalam riwayat lain disebutkan bahwa umrah Ramadhan seperti berhaji bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu yang dimaksud adalah sama dalam keutamaan dan pahala. Dan maknanya bukanlah umrah Ramadhan bisa menggantikan haji.

– Orang yang berumrah di bulan Ramadhan masih memiliki kewajiban haji walau ia telah melaksanakan umrah Ramadhan, demikian pendapat seluruh ulama. Jadi, umrah Ramadhan senilai dengan haji dari sisi keutamaan dan pahala. Namun tetap tidak bisa menggantikan haji yang wajib.” (Fatawa Nur ‘ala Darb, Syaikh Ibnu Baz)

Itulah 10 Amalan di Bulan Ramadhan disamping Puasa Ramadhan dan zakat fitrah, yang bisa kita amalkan untuk mendekatkan diri dan taat kepada Allah serta menghasi Ramadhan agar lebih bermakna.

Semoga kita selalu diberi kekuatan dan kesehatan oleh Allah Swt untuk bisa melaksanakan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan Tahun ini.

Simak Keutamaan Bulan Ramadhan Berikut Ini

Sebentar lagi kita akan menginjak bulan Ramadhan. Sudah saatnya kita mempersiapkan ilmu untuk menyongsong bulan tersebut. Insya Allah, kesempatan kali ini dan selanjutnya, distributorkerandamayat.com mulai menampilkan artikel-artikel seputar puasa Ramadhan. Semoga dengan persiapan ilmu ini, ibadah Ramadhan kita semakin lebih baik dari sebelumnya. Simak keutamaan bulan ramadhan berikut ini.

Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an

Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”[1]

Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”[2]

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” [3]

Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan

Pada bulan ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).

Dan Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah[4]. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.[5]

Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”[6]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.[7] An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.”[8] An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”[9]

Raihlah berbagai keutamaan di bulan tersebut, wahai Saudaraku. Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan sholih di bulan Ramadhan. Demikian Artikel tentang Keutamaan Bulan Ramadhan semoga bermanfaat bagi kita semua amiiin.

Keranda Jenazah Stainless

pengiriman keranda mayat
Keranda Jenazah Stainless

Keranda Jenazah Stainless READY STOCK..!! anda Pesan Langsung kirim.. bahan dari stainless steel berkualitas dengan harga yang ekonomis.

note *Harga 1 set keranda stainless Rp. 3,500,000 (gratis kain penutup keranda berbahan Drill)*

Spesifikasi Keranda Jenazah Stainless :

Bahan Stainless Steel 201 dengan Dimensi Panjang 2 M, Lebar 65 cm, Tinggi kurungan 45 cm dan Beban Maximum ++300 kg

  • Dimensi : 200cm X 65cm
  • Tinggi keseluruhan : 60cm
  • Bahan : Stainless Steel
  • Beban Maximum : 300kg+
  • Kuncian Kurungan
  • Gotongan Model Teleskopik
  • Sepasang Roda Karet 4inch
  • Kain Penutup Keranda Berbahan manchster + Bordir Ayat Al-Qur’an.

Alhamdulillah.. keranda stainless produksi kami telah dipercaya dan diamanahi oleh banyak DKM (Dewan Kemakmuran Mesjid) dan Rumah Sakit di Seluruh Nusantara, karena selain bahannya dari stainless keranda kami juga menambahkan beberapa fungsi pada keranda diantaranya :

  1. Gotongan dibuat Teleskovic agar bisa ditarik keluar masuk dan mengurangi dimensi pada keranda saat gotongan dimasukkan.
  2. Kami menambahkan aksesoris di depan dan belakang kurungan yang berfungsi sebagai penanda kaki dan kepala pada jenazah
  3. Terdapat kuncian di depan dan belakang antara kurungan dan tandu fungsinya untuk mengunci kurungan agar tidak lepas dari tandu
  4. Dipasang besi siku disetiap ujung tandu fungsinya untuk menahan kurungan agar tidak goyang saat digunakan
  5. Sepasang Roda karet 4 inch dibagian bawah tandu untuk keperluan Ambulan (anda juga dapat menambahkan sefty belt atau kuncian pada mobil Ambulance).

Jl WR. Supratman No. 30, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat 17155

Sekilas Artikel Keranda Jenazah Stainless

Keranda Jenazah Stainless adalah tandu/media untuk memudahkan kita dalam memikul dan membawa jenazah dari mesjid ke tempat dimana dia akan dimakamkan, keranda biasanya dilengkapi dengan kain penutupnya.

Di Indonesia keranda umumnya dibuat dengan besi dan masih ada yang dibuat dari kayu/bambu (tradisional), keranda dari bahan ini biasanya tidak akan awet jika perawatannya tidak benar, keranda besi akan mudah berkarat, sedangkan kayu/bambu akan berjamur atau dimakan rayap.

Kami memberi solusi kepada anda dengan sebuah keranda dari bahan baja, keranda yang ringan, keranda yang kuat, tahan lama dan tidak akan berkarat walaupun disimpan ditempat yang lembab, Keranda Stainless…

Keranda yang dibuat dari stainless steel 201, keranda yang sangat praktis dan memudahkan kita dalam perawatan maupun penyimpanannya, serta tahan lama dan tidak akan berkarat.

Informasi Seputar Cara Perawatan Keranda Stainless

keranda mayat

Keranda Jenazah Stainless adalah tandu/media untuk memudahkan kita dalam memikul dan membawa jenazah dari mesjid ke tempat dimana dia akan dimakamkan, keranda biasanya dilengkapi dengan kain penutupnya.

Ada berbagai jenis keranda yang dibuat dari dulu sampai sekarang, mulai dari bambu sampai ke stainless, beda bahan akan membedakan juga cara perawatannya.

Perawatan Keranda

Saat kita akan menyimpan keranda, jika keranda terbuat dari bambu, kayu, dan besi penyimpanan harus lebih diperhatikan karena jika kita menyimpan keranda di tempat yang lembab maka keranda kayu dan bambu akan terkena jamur, sedangkan keranda besi akan cepat berkarat,

Saat kita akan membersihkannya pun akan sama, jika keranda kayu, bambu, dan besi sudah dalam keadaan kotor maka harus dibersihkan, membersihkannya harus sangat berhati hati agar keranda awet, bila membesihkan keranda memakai air maka akan sama dampaknya seperti menyimpan keranda di tempat yang lembab, keranda akan mudah terkena jamur dan berkarat.

Lain halnya dengan keranda pendahulunya yang dibuat dengan bahan bambu, kayu, dan besi, Keranda Stainless dibuat dengan menggunakan bahan stainless 201, selain harga yang ekonomis, stainless ini juga membuat keranda menjadi kuat, tahan lama, ringan, dan tidak akan berkarat walaupun di simpan ditempat yang lembab atau terkena hujan,

Cara perawatan keranda stainless

cara perawatan keranda ini sangatlah praktis, tidak perlu hati-hati saat akan menyimpan, anda bebas menyimpan keranda ini diluar atau didalam ruangan, bebas menyimpan saat cuaca apapun, saat lembab atau kering, hujan atau panas, keranda ini tidak akan berkarat dan rusak.

Perawatan Keranda Stainless

dan jika keranda stainless ini sudah kotor, lengket, atau sudah waktunya dibersihkan, cara membersihkannya pun sama praktisnya, cukup mandikan dengan air, gosok dengan lap, dan akan lebih bagus dengan menambahkan sabun agar keranda terlihat kinclong kembali.

Produk kami yang lainnya seperti pemandian mayat, tenda pemandian, keranda ambulance dan lain-lain juga terbuat dari bahan stainless steel 201, artinya perawatannyapun akan sama peraktisnya dengan keranda stainless

Alamat Bengkel : Jl WR. Supratman No. 30, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat 17155

Produk Keranda Mayat Stainless yang Berkualitas

keranda stainless indonesia

Keranda Mayat Stainless Adalah media untuk tandu mengangkat dan membawa mayat/jenazah dari masjid menuju ketempat dimana mayat akan dikuburkan, keranda berbahan dasar stainless steel 201 poduksi @rajane_keranda adalah keranda terbaik dan Alhamdulillah sudah dipercaya dan diamanahi oleh ribuan DKM (dewan kemakmuran mesjid) dan Rumah sakit di seluruh Nusantara,

Keranda ini menggunakan aksesoris pipa dibagian depan dan belakang kurungannya mambuat keranda menjadi menarik dan artistik, fungsi aksesoris ini  untuk menandai penempatan kaki dan kepala pada jenazah, selain itu kurungan ini juga dilengkapi dengan kuncian untuk mengunci kuat kurungan dengan keranda agar kurungan tidak lepas saat sedang mengangkat keranda.

bagian keranda/tandu dibuat dengan menggunakan Plat SS 201, tebal 1,0 mm, panjang 195cm, lebar 57cm dapat mengangkat beban +300 kg (sudah di ujicoba). Disetiap ujung keranda terrdapat siku besi untuk menahan kurungan agar tidak bergoyang.

Tarikan/panggulan keranda ini modelnya teleskovic bisa di tarik keluar masuk agar dapat mengatur dimensi saat keranda akan disimpan atau saat digunakan. Dibagian bawah keranda ini dipasang roda karet 4 inch untuk keperluan support ambulan, biasanya keranda untuk ambulan ditambahkan lagi sefty belt di atasnya dan kuncian di bagian bawah untuk menahan keranda agar tidak goyang saat ambulan dalam perjalanan.

Spesifikasi Keranda Mayat

Bahan Stainless Steel 201 dengan Dimensi Panjang 2 M, Lebar 65 cm, Tinggi kurungan 45 cm dan Beban Maximum ++300 kg

  • Lingkaran pipa 5/8 inch tebal 0,8 / 1,0 mm, panjang 120cm
  • Palang penghubung pipa 5/8 inch tebal 0,8 / 1,0 mm, panjang 196,5 cm + tutup dop
  • Frame hollow 15 x15 x 1,0 ,panjang 197 cm, lebar 61,5 cm
  • Aksesoris hollow 15 x 15 x 1,0 ,panjang 58,5 cm
  • Aksesoris pipa 0,5 inch, panjang 35 cm
  • Plat SS 201, tebal 1,0 mm, panjang 195cm, lebar 57cm
  • Kunci cover (pengunci kurungan dan gotongan)
  • Pipa 1,5 inch, tebal 1,0 mm untuk frem kiri & kanan
  • Plat siku (besi) tinggi 2,5 cm
  • Pipa 1,25 inch untuk tarikan, panjang 50 cm
  • Dudukan bola untuk penutup tarikan
  • Roda karet mati 4 inch untuk kaki depan
  • Hollow 20 x 20, panjang 57 cm
  • Pipa 1 inch, panjang 12,5 cm, untuk kaki belakang
  • Hollow 15 x 30, panjang 57 cm

Jl WR. Supratman No. 30, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat 17155

Pabrik Produk Keranda Di Bekasi yang Berkualitas

Keranda Mayat

Pabrik keranda di Bekasi, Pabrik Keranda yang bertempat di samping masjid Nurul Insan (Jalan WR. Supratman No. 30, Cimuning, Mustikajaya, Cimuning, Kota Bekasi, Jawa Barat) adalah bengkel Spesialis produksi Keranda mayat dan media kepengurusan mayat lainnya seperti pemandian mayat, tenda stainless untuk privasi saat memandikan mayat, dan lain-lain.

Intip pabrik keranda mayat terbesar diIndonesia
Pabrik Keranda Jenazah

Untuk lokasi pabrik keranda di bekasi silahkan kunjungi pabrik kami, klik maps dibawah ini.

Kami membuat 3,-4 keranda dan produk lainya setiap hari, Produk kami rata-rata terkirim 2-4 set setiap harinya, keranda kami selau ready stock,  dan siap antar keseluruh pelosok nusantara.

Pabrik keranda sudah mengirim keranda jenazah dan produk lainnya ke seluruh wilayah di Indonesia dan Malaysia. Pengiriman keranda keseluruh pelosok Indonesia oleh kurir terpercaya (Dakota Cargo, CSM, dll). Beberapa daerah favorite pengiriman keranda adalah :

  1. Jabodetabek, Jawa Barat, Banten*
  2. Jawa Tengah , Jawa Timur
  3. Sumatra, Kalimantan,
  4. Bali, NTB dan NTT
  5. Sulawesi, Papua.
  6. Malaysia, Singapore, Suriname dan Mesir

* Khusus Jabodetabek dan Jawa Barat produk akan diantarkan langsung oleh kurir kami yang cepat dan terpercaya langsung ketempat anda..!!

Keranda Jenazah Stainless

– Pengiriman Luar Jabodebek akan di kenakan ongkir sesuai ekspedisi dari (Dakota cargo/CMS Cargo)
– Pengiriman Jabodebek  akan langsung di antar ke alamat oleh kurir kami

Cara perawatan Produk Keranda stainless

Stainless adalah logam yang kuat, tahan lama, dan juga anti karat, namun jika anda tidak merawat produk stainless dengan baik produk ini bukan tidak mungkin akan mengalami kerusakan, keranda jenazah stainless juga harus dirawat setelah digunakan agar tidak kotor, dan menimbulkan bau dari sisa pemakaian.

berikut adalah cara perawatan keranda stainless agar awet sampai ribuan tahun :

  1. simpanlah keranda ditempat yang kering dan suhu normal (jauhkan dari suhu yang ekstrim)
  2. saat keranda sudah kotor atau bau silahkan cuci dengan menggunakan sabun yang mengandung asam, bisa dengan jeruk atau saya sarankan menggunakan sunlight
  3. keringkan setelah dicuci dengan lap
  4. jauhkan dari beban berlebih (+500kg)

Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Anda. Silahkan hubungi kostumer servis kami. Kami siap bekerja sama dengan para Dewan Kepengurusan Masjid setempat.

Ziarah Kubur dalam Pandangan Islam

Keranda Mayat

A. Hadist-Hadist Mengenai Ziarah Kubur

Terdapat beberapa hadist yang membicarakan mengenai hal tersebut. Hadist-hadist ziarah kubur berkenaan dengan diperbolehkannya ziarah kubur dengan tujuan dan hikmah tertentu.

Rasulullah Memperbolehkan Ziarah Kubur

Hadits Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam beliau bersabda, ”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.”  (HR Imam Muslim dan Abu Daud)

Dalam hadist di atas disampaikan bahwa ziarah kubur pada awalnya dilarang dan setelah itu diperbolehkan oleh Rasulullah. Tentu saja ada alasannya bahwa ziarah kubur menjadi diperbolehkan bukan tanpa sebab dan nilai hikmah yang disampaikan. Perubahan masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yang lebih rasional dan madani tentu terjadi setelah nilai-nilai ketauhidan disampaikan oleh Rasulullah. Pasca itu, masyarakat bisa lebih menilai mana yang benar dan tidak serta tidak sembarangan mempercayai atau mengkeramatkan benda mati ataupun patung.

Ziarah Kubur Mengingat Hari Akhir

Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.” (HR Imam Al Baihaqy, Imam Nasai, dan Imam Ahmad)

Ilustrasi Perjalanan Sendirian, sumber Gontornews
Ilustrasi Perjalanan Hidup, sumber Gontornews

Dari hadist diataspun dapat diketahui bahwa ziarah kubur dapat mengingatkan kita terhadap kematian. Di zaman yang semakin dekat dengan ciri-ciri akhir zaman atau tanda-tanda kiamat ini, tentu sangat membutuhkan untuk manusia (khususnya seorang muslim) mengingat kematian agar tidak terlena dengan kebahagiaan dunia serta bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya.

Kematian tidak pernah diduga atau dapat direncanakan waktunya, namun dengan mengingatnya lewat ziarah kubur, setidaknya bisa mengkondisikan kita untuk selalu mempersiapkan diri. Untuk itu, ziarah kubur bisa menjawab kebutuhan tersebut selain juga dari aspek kita mendoakan orang yang sudah meninggal.

B. Hukum Ziarah Kubur dalam Islam

Pelaksanaan waktu ziarah kubur pun juga tidak ditentukan langsung oleh hukum islam. Pelaksanaan ziarah kubur bergantung kepada masing-masing orang dan tentunya sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan ziarah kubur tidak hanya pada waktu idul fitri atau saat menjelang ramadhan saja. Hal ini tidak ada hadist atau ayat quran yang menjelaskan soal waktu.

Untuk hukum ziarah kubur dalam islam, tentunya diperbolehkan asalkan dengan catatan bahwa aktivitas ziarah kubur semata-mata untuk tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Ziarah kubur tidak boleh sedikitpun malah menjerumuskan umat islam kepada praktik kesyirikan.

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS Al Ikhlas : 1-4)

C. Ziarah Kubur Tidak Menjadikan Seseorang Musyrik

Keranda Mayat
Ziarah Kubur, sumber : Keranda

Hukum diperbolehkannya ziarah kubur tentu tidak menjadikan seseorang justru malah menduakan Allah atau musyrik. Hal ini diperjelas bagaimana Allah adalah satu-satunya Illah yang seharusnya disembah dan menjadi tempat bergantung. Berikut adalah ayat-ayat mengenai keillahan Allah sebagai Tuhan yang wajib untuk disembah.

  • (QS : Al-Hajj : 62)

(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

  • (QS : Al Hadid : 57)

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

  • (QS Al Hasyr : 23)

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

  • (QS : Al Hajj : 6)

Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,

D. Syarat Ziarah Kubur dalam Islam

Ziarah kubur dalam islam yang diperbolehkan tentu memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dilakukan sebagai bentuk mengindari perbuatan-perbuatan syirik. Hal ini mengingat bahwa manusia bisa saja berpaling dan menghindar dari ajaran Allah dikarenakan hawa nafsunya dan godaan syetan yang terhadap manusia. Untuk itu, berikut syarat agar tidak mudah terbawa pada kesyirikan.

Tidak Menjadikan Kuburan sebagai Benda Keramat

Ziarah kubur tentu tidak boleh membuat akhirnya seorang muslim menganggap bahwa kuburan atau mayit yang ada di dalamnya memiliki kekuatan ghaib, supranatural, dapat menolong atau membantu mengabulkan doa. Kuburan dalam ziarah kubur tidak boleh dijadikan sebagai benda keramat. Tentu walaupun tetap menganggap Allah sebagai Illah, jika masih menganggap kuburan sebagai keramat potensi menuju kepada praktik syirik juga sangat besar.

Syirik dalam islam adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah sedangkan perbuatan syirik tidak akan diampuni sebelum manusia benar-benar melakukan taubatan nasuha, shalat taubat, dan memohon ampunan sungguh-sungguh pada Allah SWT.

Allah adalah Maha Segalanya, sedangkan jika manusia menganggap ada hal lain dimana mereka dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan pertolongan dalam hidupnya, di segala aspek hal tersebut bisa membuat kita menduakan Allah. Lama kelamaan praktik tersebut membuat manusia justru lupa akan keuasaan dan keesaan Allah.

Tidak Meminta Doa atau Permohonan pada Kuburan atau yang Sudah Meninggal

Ketika melakukan ziarah kubur tentu tidak diperbolehkan untuk meminta doa atau permohonan kepada kuburan atau orang yang sudah meninggal. Allah sudah menyuruh kepada manusia bahwa berdoalan kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya. Hal ini semata-mata karena Allah adalah Zat Maha Agung yang mudah sekali untuk mengabulkan doa manusia. Untuk itu, tidak diperkenankan manusia memohon kepada selain Allah.

Memohon kepada selain Allah tentu sangat irasional atau tidak masuk akal, karena sesama makhluk atau benda mati yang sejatinya adalah makhluk lemah tidak mungkin bisa jadi tempat bergantung hidup.

Tidak Memberikan Sesajen atau Sesembahan

Memberikan sesajen atau sesembahan adalah bagian dari praktik kesyirikan karena hal tersebut merupakan bagian dari sesembahan atau pengibadahan terhadap sesuatu. Untuk itu, di dalam ziarah kubur dilarang untuk memberikan apapun pada kuburan atau mayit. Cukup mendoakan nya dan kita bisa merenung untuk menghayati bahwa kematian sangat lah dekat dengan manusia.

E. Perintah Mengingat Kematian

Bersegeralah beramal sebelum datang fitnah yang banyaknya bagai gulungan malam (fitnah yang merata) bahwa seseorang di pagi hari mukmin, sorenya kafir, sebaliknya sore hari mukmin, pagi harinya kafir. Seseorang diantara mereka menyia­-nyakan agamanya dengan harta benda yang sedikit”. (HR Muslim)

Keranda Mayat
Memasukkan Jenazah ke Liang Lahat, sumber : Keranda

Mengingat Kematian terutama dalam ziarah kubur adalah sebagai media juga sekaligus perintah yang diberikan Allah SWT. Di masa industrialisasi seperti ini, dimana nilai-nilai kebebasan dan hedonisme semakin merajalela sangat dibutuhkan untuk mengingat kematian agar tidak mudah terjerumus ke dalam cita-cita duniawi semata, tanpa mempersiapkan masa depan akhirat.

Dunia yang semakin menuju kepada ciri ciri akhir zaman atau tanda tanda kiamat kecil ini membuat kita harus sesegera mungkin bertaubat dan mengingat terus bahwa kematian sangat dekat. Tanda-tanda akhir zaman semakin dekat, dan membuat kita harus bersiap diri.

Mengingat Kematian dalah Perintah Agama

Mengingat kematian adalah perintah yang perlu dijalankan oleh umat manusia. Hal ini sebagaimana hadist berikut :

  • Perbanyaklah mengingat‑ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan. (HR. Tirmidzi)
  • Cukuplah kematian itu sebagai nasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Mengingat Kematian adalah Bagian dari Orang yang Cerdik

Secerdik‑cerdik manusia, ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang‑orang yang benar‑benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunya)

Demikian artikel kami tentang Ziarah Kubur dalam Islam. Semoga dapat menjadi informasi bermanfaat dan pedoman. Simak terus berbagai ulasan seputar pengurusan jenazah di halaman distributor keranda mayat.

Tata Cara Mengubur Jenazah Menurut Aturan Islam

Keranda Mayat

Setelah ada seorang muslim yang meninggal, kita (umat islam dalam satu wilayah itu) punya fardhu kifayah untuk mengurus jasadnya. Mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan. Terakhir dari pengurusan jenazah adalah menguburkannya. Bagaimana tata cara mengubur jenazah sesuai dengan aturan islam dan yang dicontohkan Rasulullah SAW?

A. Mempersiapkan liang kubur

Sebelum menguburkan jenazah atau sebelum jenazah dibawa untuk dikuburkan, liang kuburnya harus sudah siap, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menggali Kuburan yang dalam

Sebelum kita menggali kuburan usahakan tanah yang akan dilubangi adalah tanah yang kuat luar dan dalamnya, tujuan menggali kuburan yang dalam adalah agar saat mayat sudah membusuk bau nya tidak akan tercium keatas, agar kuburan tidak dibongkar oleh hewan pemakan bangkai, dan tujuan menggali ditanah yang kuat adalah agar terhindar dari longsor yang mengakibatkan tanah tergerus

****

2. Bentuk liang kubur

Bentuk liang kubur adalah berupa lahad yaitu liang yang khusus dibuat di dasar kubur. Lahad ini menghadap ke kiblat dan berada di pinggir untuk meletakkan jenazah. Liang ini dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengah, Wajib memiringkan jenazah ke sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah kiblat.

Sekiranya jenazah tidak dihadapkan ke arah kiblat dan telah diurug tanah maka liang kubur wajib digali kembali dan menghadapkan jenazahnya ke arah kiblat bila diperkirakan belum berubah. Disunahkan untuk menempelkan pipi jenazah ke bumi.

Tata Cara Mengubur Jenazah Menurut Aturan Islam

Berdasarkan sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi berkenaan dengan para sahabat yang terbunuh pada waktu perang uhud, beliau bersabda:

احْفِرُوا، وَأَوْسِعُوا، وَأَحْسِنُوا

Artinya: “Galilah liang kubur, luaskan dan baguskan.”

****

3. Kuburan di Penguburan Muslim

Idealnya mayit muslim dikubur di tempat penguburan yang memang khusus muslim. Namun apabila tidak terdapat penguburan muslim dan darurat harus dilakukan penguburan segera, tidak masalah asalkan tata cara penguburan tetap sesuai aturan islam

****

4. Waktu Penguburan Jenazah

Waktu penguburan juga perlu untuk diperhatikan. Karena akan berefek kepada para panitia penguburan dan proses penguburan. Waktu yang tidak disarankan untuk mengubur adalah :

  • Saat matahari terbit hingga naik
  • Saat matahari di tengah-tengah
  • Saat matahari hampir terbenam dan hingga benar-benar terbenam

5. Penutup Lubang Kubur

Penutup lubang kubur tentu harus yang kuat dan menggunakan kayu yang kuat juga. Ditambah juga bambu dan batu untuk menyangga sehingga tanah tidak mudah longsor ke bawah. Selain itu keranda mayit juga harus tertutup rapat dan sederhana saja (keranda yang masih sangat layak dipergunakan), Tidak harus keranda yang behiaskan perhiasan, Karena sejatinya menghadap Allah kembali adalah membawa amalan bukan membawa harta dunia.

B. Membawa dan Mengiringi Jenazah ke Kubur

Keranda Mayat
Memasukkan Jenazah ke Liang Lahat, sumber : Keranda

Berikut adalah Adab yang baik saat Membawa dan Mengiringi Jenazah ke Kubur :

1. Mengiring Jenazah dengan Khusuk

Orang orang terdekat, keluarga, dan kerabat dianjurkan untuk ikut mengiring jenazah dari setelah memandikan, mengkafani, menyolatkan, sampai menuju ke kuburan. Hal ini adalah proses terakhir keluarga untuk mendampingi mayit menuju ke tempat berpulang akhirnya. Saat mengiringi jenazah tentu tidak bersikap sambil senda gurau atau bersuara.

****

2. Pengiring Jenazah

Pengiring jenazah yang mengantar dengan berjalan kaki berada di sekitar mayit dan yang menggunakan kendaraan berada di belakang iringan mayit. Jika kendaraan yang lewat, maka didahulukan untuk jenazah yang lewat. Untuk para pengiring jenazah juga tidak dianjurkan untuk duduk terlebih dahulu sebelum jenazah diturunkan dari pundak pembawanya.

Saat memasuki kuburan pengiring pun juga harus mengucapkan salam dan melepaskan alas kaki. Bacaan yang diucapkan adalah:

assala-mualaikum da-ra qoumin mu’mini-na wa inn aissya- allo-hu la-khiqu-n. Allohumma la-takhrimna-ajrohum wala taftinna-badahum”.

Artinya: “Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan orang-orang yangMukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah,janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah Engkautimbulkan fitnah kepada kami, sepeninggal mereka

Bisa juga membaca

“assala-mu alaikum ahlad diyari minal mu’mini-na walmuslimin, wa inna- insya- allo-hu bikum la-khiqu-n. Nasalullo-ha lana wa lakumul afiyah”

****

3. Memasukkan ke dalam Kubur

Adanya dua atau tiga orang yang terdekat dari keluarga mayit memasukkan mayit ke dalam kubur dengan berdiri untuk menerima jenazah yang akan dikuburkan. Keluarga yang memasukkan diusahakan adalah mereka yang tidak berhadas besar. Jenazah dikuburkan dari arah kaki kubur dan mendahulukan kepala sambil membaca

“Bismillahi Wa Ala Millati Rasulullah” yang artinya “Dengan Nama Allah dan atas agama Rasulullah”.

Setelah jenazah diletakkan secara pelan di dasar kubur disunahkan pula untuk melepas tali ikatannya dimulai dari kepala.

Keranda Mayat
Ziarah Kubur, sumber : Keranda

Akan lebih baik bila orang yang meletakkan dan meluruskan jenazah di liang kubur adalah orang laki-laki yang paling dekat dan menyayangi si mayit pada saat hidupnya. Pada saat meletakkannya di liang lahat disunahkan membaca:

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Bismillâhi wa ‘alâ sunnati Rasûlillâhi shallallâhu ‘alaihi wa sallama.”

Mengikuti sunah Rasulullah sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Abu Dawud dari sahabat Abdullah bin Umar, bahwa bila Rasulullah meletakkan jenazah di dalam kubur beliau membacabismillâhi wa ‘alâ sunnati Rasûlillâhi shallallâhu ‘alaihi wa sallama”

****

4. Posisi Mayit saat Dimasukkan ke Kubur

Khusus untuk jenazah perempuan maka dibentangkan kain di atas liang kubur. Untuk mayit baik laki laki atau perempuan maka dimiringkan ke sisi kanan dan menghadap kiblat. Tidak lupa melepas tali-tali dan membuka kain yang menutupi pipi serta jari-jari kaki sehingga bisa menempel ke tanah.

****

5. Proses Penutupan Kuburan

Saat proses menutup kuburan maka digunakan dengan papan kayu atau bambu, lempeng, dengan memberikan rongga yang cukup di lubangnya. Selain itu juga menimbun liang kubur dengan tanah yang ditinggikan satu jengkal. Setelah selesai maka dipasang juga batu, kayu, atau bambu pada arah kepala tanpa diberi identitas apapun. Jika sudah selesai, pengiring jenazah dan para pengantar jenazah dapat menyaksikan penguburan sambil menaburkan tanah ke atas kuburan sebanyak tiga kali.

****

6. Larangan yang Berkaitan dengan Proses Penguburan

Ada beberapa larangan yang berkaitan dengan proses penguburan. Hal-hal ini tentu harus diperhatikan oleh para pantia dan pengiring jenazah.

  • Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal di atas permukaan tanah.
  • Menembok kuburan dan menjadi bangunan
  • Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan
  • Duduk di atas Kuburan
  • Menjadi kuburan sebagai bangunan masjid
  • Berjalan di atas kuburan tanpa menggunakan alas kaki
  • Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menjurus ke arah syirik dan takhayul, meminta doa pada mayit, dan mistis

Hal-hal tersebut harus diperhatikan dan jangan sampai ketika berziarah dapat menjadikan seorang muslim terlalu sedih atau terbawa perasaan yang hanyut. Selain itu umat islam juga bisa mempersiapkan pengetahuan mengenai Hukum ziarah kubur dalam islam , Shalat Jenazah,  dan Adab Ziarah Kubur.

Demikian artikel kami tentang Tata Cara Mengubur Jenazah Menurut Aturan Islam. Semoga ulasan kali ini bisa menjadi pedoman dan bermanfaat untuk Anda. Simak berbagai artikel lainnya dari distributor keranda mayat.

Tata Cara Sholat Jenazah Lengkap Beserta Bacaannya

Keranda Mayat

Sholat Jenazah adalah sholat sunnah yang dikerjakan dengan 4 kali takbir Sholat jenazah dilakukan setelah ada orang muslim yang wafat (meninggal dunia). Bagaimana tata cara sholat jenazah?

Sebelum Jenazah seorang muslim dimakamkan maka hendaknya di Mandikan, Dikafani, Dan Disholatkan terlebih dahulu.

Sholat Jenazah termasuk kedalam fardhu Kifayah, yaitu Kewajiban yang ditunjukan untuk orang banyak (umat islam) yang ada di daerah itu, dan apabila hanya sebagian yang mengerjakannya atau yang lainnya tidak ikut, maka gugurlah ibadah untuk semuanya yang ada di daerah itu.

A. Syarat Sholat Jenazah

  • Menutup aurat
  • Suci dari najis/hadas kecil dan besar, suci pakaian dan tempatnya
  • Menghadap kiblat
  • Mayit sudah dimandikan dan dikafani
  • Letak Jenazah atau Mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, terkecuali kalau shalat dikerjakan di atas kubur atau Sholat Ghaib.

B. Rukun dan Tata Cara Sholat Jenazah

Keterangan * Sholat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud serta tidak dengan adzan dan iqamat, adapun tatacaranya adalah sebagai berikut :

1. Lafadz Niat Shalat Jenazah Untuk Laki-laki :

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI  ‘ALAA  HAADZALMAYYITI  ARBA’A  TAKBIRAATIN  FARDHOL  KIFAAYATI MA’MUUMAN-LILLAAHI TA’AALA.

Artinya :
Saya niat (mengerjakan) shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmum karena Allah Ta’ala.

****

Sholat Jenazah, sumber Plan your Umrah

2. Lafadz Niat Shalat Jenazah Untuk Perempuan :

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI ‘ALAA HAADZIHIL MAYYITATI  ARBA’A  TAKBIRAATIN  FARDHOL  KIFAAYATI MA’MUUMAN  LILLAAHI  TA’AALA.

Artinya :
Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmum karena Allah Ta’ala.

Keterangan : Lafadz niat diatas merupakan bacaan niat ketika kita sholat jenazah menjadi ma’mum. Namun apabila kita menjadi imam, maka lafadz atau bacaan “MA’MUUMAN” diganti dengan lafadz “IMAAMAN”.

****

3. Setelah membaca Niat dilanjutkan dengan Takbiratul Ihram,

Yakni setelah mengucapkan “Allahu Akbar”, sambil meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri diatas perut (Sedakep/ Sandekep), kemudian membaca surat Al-Fatihah (tidak membaca surat yang lain). Setelah membaca Fatihah terus takbir membaca “Allahu Akbar”.

****

4. Setelah Takbir Kedua, Dilanjutkan membaca Shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW, Sebagai berikut :

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD

“Ya Allah, berilah Sholawat atas Nabi Muhammad”

Untuk lebih sempurna/ Lengkap bacalah shalawat berikut :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

ALLAHUMMA SALLI `ALA MUHAMMADIN WA`ALA ALI MUHAMMAD, KAMA SALLAYTA `ALA IBRAHIMA WA’ALI IBRAHIM, INNAKA HAMIDUN MAJID, WABARIK `ALA MUHAMMADIN WA`ALA ALI MUHAMMAD, KAMA BARAKTA `ALA IBRAHIMA WA’ALI IBRAHIM, INNAKA HAMIDUN MAJID

“Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.”

****

4. Setelah Takbir Ke Tiga, Kemudian dilanjutkan membaca Doa berikut ini :

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

ALLAAHUMMAGHFIR LA-HU (HAA) WARHAM-HU (HAA) WA’AFI-HI (HAA) WA’FU ‘AN-HU (HAA)

“Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, dan sejahterakanlah dia, dan maafkanlah dia”

Lengkapnya, sebagai berikut :

اللّهمّ اغْفِرْ لَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِيْهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مَدْخََلَهُ (هَا) وَاَغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَآءِ وَالثّلْجِ والْبَرَدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثّّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدّنَسِ و اَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَ اَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجٍا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ

ALLAAHUMMAGHFIR LA-HU (HAA) WARHAM-HU (HAA) WA’AFI-HI (HAA) WA’FU ‘AN-HU (HAA), WA AKRIM NUZUULA-HU (HAA), WAWASSI’ MADKHOLA-HU (HAA), WAGHSIL-HU (HAA) BIL MAA-I WATS TSALJI WAL-BARADI, WANAQQI-HI (HAA) MINAL KHATHAYAAYAA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYAD-HU (HAA) MINAL DANASI, WA ABDIL-HU (HAA) DAARAN KHAIRAN MIN DAARI-HI (HAA), WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLI-HI (HAA), WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAU-JI-HI (HAA), WAQI-HI-(HAA)FITNATAL QABRI WA’ADZABAN NAARI.

“Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”

Keterangan : Jika Mayit Perempuan Lafadz HU/HI menjadi HA dan seterusnya.

****
Keranda Mayat

5. Selesai Takbir Ke-Empat, maka membaca Doa, Berikut :

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ

ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRA-HU (HA), WALAA TAFTINNAA BA’DA-HU (HA)

“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya.”

Lengkapnya, sebagai berikut :

اللّهُمّ لاَ تَحْررِمْنَا اَجْرَهُ (هَا) وَ لاَ تََفْْتِنّاََ بَعْدَهُ (هَا) وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ (هَا) وَلِإِخْوانِناََ اّلَذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِالْإِيْمَانِ وَ لاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبّنَا إِنّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ

ALLAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRO-HU (HAA) WALAA TAFTINAA BA’DA-HU (HAA) WAGFIR LANAA WA LA-HU (HAA) WA LI IKHWANINA LADZINA SABAQUUNA BIL IMAANI WA LA TAJ’AL FI QULUUBINA GILLAL LILLADZINA AMANUU ROBBANA INNAKA ROUUFUR ROHIIM.

“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya serta ampunilah kami dan dia, dan juga bagi saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman (berada) dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

Keterangan : Jika Mayit Perempuan Lafadz HU/HI menjadi HA dan seterusnya.

****

6. Kemudian (Selesai ) Memberi salam sambil memalingkan muka ke kanan dan ke kiri dengan ucapan salam, sebagai berikut :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH

“Keselamatan dan Rahmat Allah Semoga tetap kepada Kamu sekalian”

****

Demikian artikel tentang “Tata Cara Sholat Jenazah Lengkap Beserta Bacaannya” semoga bermanfaat. Simak berbagai ulasan seputar pengurusan jenazah dan harga keranda mayat di website distributor keranda mayat.

Tata Cara Mengkafani Jenazah yang Benar

Tatacara Mengkafani Jenazah Dengan Baik Dan Benar

Tata cara mengkafani jenazah dengan baik dan benar adalah sebagaimana yang diterangkan dalam pedoman seperti Al Quran dan As Sunnah. Tata cara mengkafani jenazah laki-laki sedikit berbeda dengan tata cara mengkafani jenazah wanita. Berikut tata caranya.

Mengkafani jenazah laki-laki

Tata cara mengkafani jenazah laki-laki adalah dibalut dengan tiga lapis kain kafan berdasarkan hadits Rosulullah SAW. Dikafani dengan 3 kain sahuliyah yang putih bersih dari kapas tanpa ada baju dan serban padanya, dibalut dengan 3 kain tersebut.

Keranda Stainless Indonesia
Mengkafani Jenazah, sumber alrajab

1. Memilih dan mempersiapkan ukuran kain

Sebelum memmilih kain kafan hendaklah yg mengurus jenazah mengukur postur dari jenazah, lalu potong kain dan sesuaikan dengan postur jenazah yang telah di ukur

  • Jika lebar tubuh korban 30cm, maka leba kain yang disediakan adalah 90cm (1:3)
  • Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60cm
  • Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50cm
  • Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40cm
  • Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30cm
  • Tambahan panjang kain kafan dimasudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya dan bagian bawahnya

2. Mempersiapkan tali pengikat kain kafan

  • panjang tali disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan, misalkan lebar  tubuhnya 60cm berarti panjang tali adalah 180cm
  • Siapkan 7 tali pengikat (usahakan tali pengikat jumlahnya ganjil) lalu di pintal dan diletakan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.
  • Kemudian letakan 3 helai kain kafan sama rata diatas tali pengikat yang sudah dahulu diletakkan diatas usungan jenazah, dengan menyisikan lebih panjang dibagian kepala

3. Cara mempersiapkan kain penutup aurat

  • Sediakan kain dengan panjang 100cm dan lebar 25cm (untuk jenazah yang tubuhnya mempunyai lebar  60cm dan tinggi 180cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya seperti popok bayi.
  • Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayit, letakan juga potongan kapas diatasnya
  • lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang langsung melekat pada tubuh mayit

4. Cara memakaikan kain penutup aurat

  • Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh jenazah dengan wewangian atau sejenisnya,bubuhi anggota-anggota sujud
  • sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakan dibagian tubuh yang terlipat seperti ketiak dan yang lainnya
  • Letakan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana memopok bayi dimulai dari kanan lalu ikat dengan baik

5. Membalut kain kafan

  • Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari kepala sampai kaki
  • Lakukan langkah perrtama pada lembaran kain yang kedua dan ketiga

6. Mengikatkan Tali pengikat

  • Mulailah dengan mengikat tali dari atas kepala mayit dan sisa kain atas yang lebih itu dilipat kebagian wajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri
  • Ikatlah bagian kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri
  • setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak sama rata. perlu diperhatikan untuk mengikat tali agar tidak terlalu kencang dan usahakan ikatan terletak di sebelah sisi tubuh bagian kiri agar mudah dibuka saat jenazah dibaringkan kesebelah kanan dalam kubur

Mengkafani Jenazah wanita

Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung atau jilbab dan selembar sarung beserta kerudungnya seperti jilbab instan. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm.

Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.

Mengkafani Jenazah Wanita
Mengkafani Jenazah Wanita

1. Mempersiapkan baju kurungnya

  • Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut
  • Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki kepalanya
  • Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm.

2. Cara mempersiapkan kain sarung

Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.

3. Cara mempersiapkan kerudung.

Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.

4. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

  • Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm
  • Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok
  • Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya, letakkan juga potongan kapas diatasnya
  • Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain sarung serta baju kurungnya.

 5. Cara melipat kain kafan

Sama seperti membungkus mayat laki-laki.

6. Cara mengikat tali

Sama seperti membungkus jenazah laki-laki.

Catatan:

  1. Cara mengkafani jenazah anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun adalah membalutnya dengan sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain.
  2. Cara mengkafani jenazah anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun adalah dengan membaluatnya dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain.