Pada peristiwa kematian Sahabat Nabi yang menjadi salah satu teman paling dekat Rasulullah Muhammad SAW yaitu Umar bin Khattab sebenarnya terjadi hal yang diluar dugaan. Bahkan begitu menyedihkannya karena terdapat tragedi yang memilukan. Padahal kita mengetahui bahwa Umar bin Khattab adalah Sahabat Nabi yang mulia dan dijamin masuk surga.
Dari berbagai kisah inspiratif yang dapat dijadikan pelajaran, kisah kematian Sahabat Nabi adalah salah satu hal yang mungkin bisa direnungkan. Peristiwa kematiannya, wasiatnya hingga sikap Umat Muslim yang berada pada momen kematian Sahabat Nabi ini biasanya menjadi sumber informasi yang bisa diamalkan oleh kita generasi akhir zaman.
Mengenal Umar bin Khattab
Untuk lebih menyelami kisah inspiratif ini, sebelum membahas bagaimana kematian Sahabat Nabi SAW yang paling dikenal ini, menarik untuk mengetahui bagaimana sepintas Umar bin Khattab semasa hidupnya. Meskipun begitu dekat hubungannya dengan Rasulullah Muhammad SAW, namun ternyata di masa awal dia bukanlah seseorang yang langsung memutuskan untuk memeluk Islam.
Diketahui bahwa Umar bin Khattab sebelum memeluk Islam adalah orang yang memusuhi Rasulullah SAW karena ajaran Islam yang dibawanya. Bahkan, Umar bin Khattab juga acapkali menyiksa beberapa diantara Umat Muslim yang lemah pada waktu itu. Hingga Umar bin Khattab sendiri berniat kuat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Dengan sikapnya yang seperti itu, para kafir Makkah menjagokannya sebagai salah satu musuh Islam. Umar bin Khattab juga dikenal dengan ketangkasannya serta keahliannya dalam peperangan atau hanya sekedar berduel beradu secara fisik. Namun akhirnya Umar bin Khattab memutuskan untuk memeluk Islam.
Umar bin Khattab memeluk Islam setelah melalui proses diberikan hidayah oleh Allah SWT. Dalam prosesnya, salah satunya adalah do’a Rasulullah SAW yang berharap kepada Allah SWT agar salah seorang yang kuat masuk Islam. Selain itu, Umar bin Khattab juga mendengar bacaan Al Quran. Meskipun awalnya marah dan menampar Adik Perempuannya yang membaca Al Quran tersebut, namun akhirnya Umar bin Khattab tersadar hingga cahaya Islam masuk ke dalam hatinya dan memutuskan untuk masuk Islam.
Peristiwa masuk Islamnya Umar bin Khattab menjadi berita yang menggemparkan sekaligus menghancurkan hati orang-orang kafir Makkah terutama yang memusuhi Rasulullah SAW dan ajaran Islam. Namun sebaliknya, keberadaan Umar bin Khattab di barisan Umat Muslim menjadi tambahan kekuatan serta angin segar yang memperbaharui kekuatan dakwah Rasulullah SAW.
Menjadi Khalifah
Setelah Rasulullah SAW wafat, para Sahabat sepakat untuk mengangkat Khalifah pengganti Rasulullah SAW untuk menjadi pemimpin Umat Muslim di dunia. Pada waktu itu, yang pertama kali terpilih adalah Abu Bakar RA. Beliau dikenal sebagai salah satu yang paling besar kontribusinya terhadap Islam dan sebagai Sahabat Rasulullah SAW.
Setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab-lah yang dipercaya untuk memegang tampuk kepemimpinan yang telah diwariskan oleh Rasulullah SAW. Terpilihnya Umar bin Khattab sebagai Khalifah kedua menggambarkan betapa Umar bin Khattab memiliki tempat terbaik di sisi Rasulullah SAW setelah Abu Bakar RA. Meskipun pernah dalam hidupnya terbesit niat membunuh Rasulullah SAW. Begitulah hidayah dari Allah SWT mampu mengubah hati seseorang.
Pada masa kepemimpinannya sebagai Khalifah, Umar bin Khattab dikenal berprestasi. Terutama mampu menebarkan keadilan di tengah penduduk wilayah yang dipimpinnya. Beliau memperkuat baitul mal sebagai sarana untuk menyebarkan harta dengan adil serta memberikan kesempatan yang luas untuk dikritik bahkan dimuka umum sekalipun. Prestasi lainnya yang dikenal adalah mampu menaklukkan wilayah hingga ke Masjidil Aqsha untuk menyebarkan Islam setelah memenangkan perang dari pasukan Romawi yang dikenal kuat saat itu.
Dengan berbagai prestasi kepemimpinannya, rasanya jarang ada masalah yang tidak mampu diselesaikannya. Bahkan, pernah ada bencana alam yang menyebabkan penduduk kesusahan bertahan hidup, namun tidak ada seorangpun yang terdorong untuk berbuat jahat demi bertahan hidup. Komitmen masyarakat yang kuat untuk tidak melakukan tindak kejahatan ini merupakan prestasi yang begitu gemilang dari kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Kematian Umar bin Khattab
Peristiwa kematian Sahabat Nabi SAW Umar bin Khattab ternyata diluar dugaan banyak orang. Meskipun sesuai dengan hadis Rasul bahwa beliau akan mati syahid, namun banyak yang tidak menyangka Beliau mati syahid di sekitar penduduknya sendiri. Bukan di tengah peperangan.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa diantara Sahabatnya, yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib bahwa semuanya akan mati dalam keadaan syahid. Namun, saat kematian Sahabat Nabi, Umar bin Khattab, tidak ada momen jihad atau peperangan sama sekali. Bagaimana mungkin Beliau mendapatkan syahid?
Adalah seorang budak bernama Abu Lukluk atau juga dikatakan bernama Fairuz yang menikam Umar bin Khattab pada saat menjadi Imam Sholat subuh bersama para Sahabat Nabi SAW lainnya. Penikaman ini disinyalir dilatarbelakangi oleh dendam karena Umar bin Khattab menaklukkan Persia (kampung halaman Abu Lukluk), dimana Persia merupakan negara adidaya pada waktu itu.
Begitulah, meskipun dikenal sebagai pemimpin adil, yang berhasil mendidik penduduknya dengan kebaikan, menebarkan kemakmuran dan memberikan pengayoman paling bijak, Khalifah Umar bin Khattab tetap menjadi sasaran pembunuhan. Lantas apatah lagi pemimpin yang bersikap sebaliknya yaitu dzholim dan kejam?
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:
- Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
- Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
- Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
- Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
- Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
- Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
Itu dia sepetik kisah kematian Sahabat Nabi SAW, Umar bin Khattab. Bagi siapa saja yang masih mengarungi perjalanan kehidupan, sebelum digotong oleh Keranda Mayat memasuki liang lahat, kita masih bisa belajar, mengambil hikmah dan memperbaiki diri dengan bertaubat. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.