Sejarah Keranda Mayat! Kamu Harus Tahu!

Banyak diantara kita semua tidak mengetahui kisah atau sejarah keranda mayat di muka bumi ini. Keranda adalah “Kereta Jawa” atau alat transportasi yang digunakan untuk membawa jenazah dari rumah menuju makam. Kenapa bisa dikatakan Kereta Jawa ? Karena sebuah benda yang dibawa oleh minumal empat orang.

Di depan dua orang samping kanan dan kiri, di belakang juga dua orang, samping kanan dan kiri. Tapi kenyataannya, sebuah keranda biasanya dibawa oleh lebih dari empat orang. Karena adat atau budaya kita, mengangkat keranda adalah bentuk penghormatan terakhir kepada jenazah yang akan dikuburkan.

Pada jaman dahulu sebelum adanya mobil jenazah, alat transportasi yang digunakan untuk membawa jenazah menuju tempat peristirahatan terakhir adalah keranda. Sebenarnya bagaimana asal usul adanya keranda di muka bumi ini dan sampai sekarang masih tetap dilestarikan.

Agama Islam memang agama yang luar biasa, agama yang bisa meyelamatkan harkat dan martabat umatnya. Tidak hanya masalah pakaian saja, alat transportasi atau keranda jenazah saja sampai diperhatikan. Ini semua bermula dari kisah putri tercinta Rasulullah Saw yang melihat ada jenazah lewat dihadapannya.

Transportasi dalam mengantarkan mayat pada tempat peristirahatan terakhir idealnya di kondisikan agar layak
Ilustrasi transportasi mayat, sumber: merdeka.com

Sejarah Keranda Mayat

Pada suatu hari Sayyidah Fatimah Azzahra putri tercinta Rasulullah Saw sedang berada di depan rumah beliau, disaat itu beliau ditemani oleh Sayyidah Asma Binti Khumaisy. Ketika sedang asyik duduk, tiba – tiba lewat lah segerombolan lelaki yang sedang membawa jenazah seorang wanita menuju kuburan untuk dimakamkan.

Melihat hal tersebut, lalu tiba – tiba Sayyidah Fatimah pun menangis seketika. mengetahui hal itu kemudian Sayyidah Asma mendekati Sayyidah Fatimah seraya bertanya : “wahai putri rasulullah, mengapa engkau menangis melihat orang orang membawa jenazah itu??”,

Lalu Sayyidah Fatimah menjawab “setiap orang yang mati akan dibungkus dengan kain kafan dengan rapat, lalu kemudian ia akan dibawa menuju tempat pemakaman dengan dipanggul pada pundak orang – orang yang membawanya?”,

Lalu Sayyidah asma menjawab “tentu wahai putri Rasulullah”. Lalu Sayyidah Fatimah melanjutkan lagi “dan begitupun aku, kelak ketika aku telah mati nanti, pasti aku juga akan dipanggul diatas pundak – pundak orang yang membawaku ke kuburuan?”.

Lalu Sayyidah Asmah menjawab “benar sekali ya Putri Rasulullah”. Kemudian Sayyidah Fatimah pun menangis lagi seraya berkata “itulah yang membuat aku menangis, sungguh aku sangat malu jika nanti aku telah meninggal.

Kemudian aku dibungkus dengan kain kafan yang sangat rapat, dan lalu kemudian aku pun dipanggul diatas pundak orang orang untuk dibawakan ke kuburan. Sementara orang yang mengiringi jenazahku melihatku, itulah yang membuat aku merasa sangat malu, karena mereka akan melihat lekuk – lekuk tubuhku”.

Dalamhadits juga di jelaskan terkait prosesi pengurusan mayat
Ilustrasi hadits, sumber: republika.co.id

Mendengar ungkapan dari Sayyidah Fatimah, lalu Sayyidah Asma pun berkata “wahai putri Rasulullah, disaat aku ke negri Habasyiah, aku melihat jenazah yang dibawa ke kubur diletakkan di sebuah tempat yang disebut keranda, aku rasa itu dapat menutupi pandangan orang – orang terhadap lekuk bekuk tubuh jenazah yang sedang dibawa”.

Mendengar cerita Dari Sayyidah Asma, lalu Sayyidah Fatimah pun tersenyum dan wajahnya pun terlihat berseri. lalu dia berkata “aku wasiatkan kepadamu ya Sayyidah Asma, jika nanti aku mati maka suruhlah orang – orang meletakkan kan jenazahku itu di atas keranda agar mereka tidak bisa melihat lekuk bekuk tubuhku”.

Semenjak itu, akhirnya umat Islam diseluruh dunia pun menirukan hal yang sama pada jenazah Sayyidah Fatimah dengan meletak kan jenazah si mayit di atas keranda untuk dibawa kepemakaman.

Baca juga: Pendapat islam seputas batu nisan yang perlu diketahui

Yang perlu dicermati disini ialah bagaimana mulianya sifat Sayyidah Fatimah. walaupun dia telah menjadi mayat, akan tetapi dia masih merasa malu akan lekuk bekuk tubuhnya yang dilihat oleh orang lain.

Lalu jika kita bandingkan dengan para wanita dizaman sekarang, apakah masih ada diantara mereka yang memiliki rasa malu walaupun hanya secuil saja seperti Sayyidah Fatimah??

Semoga saja cerita singkat yang penuh hikmah ini dapat menjadi sebuah pelajaran dan sekaligus peringatan bagi para wanita yang suka memamerkan auratnya.Jangan sampai kita sebagai manusia memamerkan aurat kita kepada khalayak ramai.

Tulisan mengenai sejarah keranda mayat ini diharapkan bisa menjadi bahan edukasi bagi kita semua
Ilustrasi edukasi,sumber: tarrantcountyaggies.org

Karena pada jaman sekarang dengan adanya sosial media, banyak sekali pengguna tidak bisa menggunakannya dengan baik. Sering kita melihat adanya foto atau vidio yang kurang pantas yang terpampang di sosial media. Padahal menurut agama Islam apabila ada foto atau vidio yang kurang pantas terpampang.

Maka dosanya akan mengalir kepada yang punya foto atau pemeran di dalam vidio yang kurang pantas tersebut. Untuk itu, marilah kita sebagai insan manusia yang masih hidup di dunia, minimal keluarga kita yang kita selamatkan. Dengan cara mengingatkannya agar jangan menggunakan pakaian yang kurang pantas.

Karena putri Baginda Rasulullah Muhammad Saw saja malu apabila lekuk tubuhnya sampai dilihat orang lain. Walau sudah meninggal dunia, untuk itu kita sebagai manusia yang kelak akan menerima raport amal ibadah kita di akhirat. Persiapkan dengan sebaik – baiknya agar raport yang kita terima adalah raport yang baik.

Itulah artikel singakt yang bisa kami rangkumkan untuk pembaca sekalian semoga tulisan mengenai sejarah keranda mayat ini bisa menambah wawasan Anda terkait hal tersebut. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi!

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.