Tanda Kematian Khusnul Khotimah Dan Cara Meraihnya
Inilah beberapa tanda kematian khusnul khotimah atau akhir yang baik pada seorang muslim sehingga mendapat kebahagiaan di kehidupan yang lain.
Gambar: Pexels
Setiap yang bernyawa pasti akan mati dan ini adalah ketentuan yang tak dapat dihindari oleh siapapun. Meski demikian Islam mengajarkan bahwa kematian bukanlah akhir melainkan awal dari kehidupan di alam akhirat.
Dalam Islam yang utama adalah akhir hidup yang baik atau khusnul Khotimah. Lalu apa tanda-tanda kematian khusnul khotimah?
Makna Khusnul Khotimah
Dalam ajaran Islam, dunia bukanlah tujuan yang harus dikejar sekeras-kerasnya, melainkan sebagai sarana untuk mencari bekal sebanyak mungkin.
Bekal yang dimaksud di sini adalah amal ibadah yang baik demi kehidupan yang sejahtera di alam akhirat. Inilah kebahagiaan hakiki, karena setiap insan akan kekal di dalamnya.
Siapa yang meninggalkan dunia dalam keadaan baik dan beriman akan selamanya berada dalam kebaikan dan demikian sebaliknya.
Apa sebenarnya yang dimaksud khusnul khotimah? Secara umum dapat diartikan sebagai akhir hidup yang baik untuk seorang muslim. Pada sebuah hadis Anas bin Malik dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah pernah menjelaskan tentang akhir yang baik ini.
Beliau bersabda bahwa Allah akan membuat seorang hamba beramal jika Dia menghendaki kebaikan atas hamba tersebut.
Lalu para sahabat bertanya bagaimana Allah SWT membuat orang tersebut beramal.
Rasul menjawabnya bahwa Allah akan mengkaruniakan taufik bagi hamba dimaksud untuk melakukan amal shalih sebelum Allah memanggilnya.
Tanda Seorang Muslim Telah Meraih Khusnul Khotimah
Inilah tanda-tanda meninggal yang baik bagi seorang muslim sebagai motivasi kita bersama untuk bersemangat mengejar kebaikan.
Mengucapkan Syahadat
Orang yang mengikrarkan syahadat menjelang meninggalnya adalah petanda pertama khusnul khotimah.
Pada hadis dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah Muhammad bersabda: Siapa pun yang di akhir hidupnya berkata ‘laa ilaha illallah’(tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), maka syurga adalah tempatnya.
Syahadat yang diucapkannya itu bukan sekedar pada lisan, bukan karena ketakutan menjelang akhir hidupnya, melainkan penuh ketulusan dari dalam hati.
Tanda-tanda tersebut berlaku bagi seorang muslim yang beriman sepanjang hidupnya, yang juga pernah melakukan amal shalih walaupun tidak bersih dari dosa.
Jika saat sakaratul mautnya dia mengucapkan syahadat dengan ikhlas, seluruh keburukannya terhapus dan kebahagiaan akan menyambutnya di alam kubur.
Kening Berkeringat
Tanda-tanda kematian atau akhir yang baik bagi seorang muslim adalah kening yang berkeringat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Mas’ud, salah satu sahabat Rasulullah. Saat menjelang kematiannya, seorang mukmin mengalami rasa sakit yang hebat karena sakaratul maut sehingga keluar keringat di dahinya.
Penderitaan inilah yang akan menebus dosa-dosa yang diperbuatnya sehingga pergi dari dunia dalam kondisi suci, bersih dari dosa.
Meninggal di Hari Jumat Baik Siang Atau Malam
Pada hadis dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasul Muhammad bersabda bahwa seorang mukmin yang wafat di hari atau malam Jumat akan terbebas dari pertanyaan kubur.
Meski demikian bukan berarti siapa pun yang meninggal dunia di hari lain mempunyai akhir yang buruk. Tak sedikit sahabat dan orang-orang alim yang berpulang di luar hari jumat, termasuk Rasulullah sendiri, yang wafat di hari senin.
Poin yang ketiga ini sejatinya lebih menunjukkan keutamaan hari jumat sebagai “sayyidul ayyam” atau tuannya semua hari. Pada hari jumat terjadi banyak peristiwa penting menurut Agama Islam. Ini antara lain penciptaan Nabi Adam dan diperbolehkan bertempat tinggal di surga.
Pada hari jumat pula Nabi Adam diturunkan ke dunia, dan Allah menerima taubatnya juga di hari jumat. Dalam Alquran, bahkan terdapat surah Al Jumuah. Pada hari tersebut hendaknya kita memperbanyak zikir dan doa karena sejatinya Allah menjadikan hari tersebut untuk beribadah.
Meninggal Dalam Keadaan Syahid
Jika diartikan dari segi bahasa, syahid artinya mukmin yang wafat saat berperang untuk menegakkan agama Allah dan membela kebenaran. Selain itu, sesungguhnya makna syahid lebih luas. Salah satu ciri-ciri orang meninggal masuk surga adalah syahid, yang terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
- Wafat karena tho’un atau wabah penyakit
- Wafat akibat sakit perut
- Wafat akibat tenggelam
- Wafat akibat tertimpa reruntuhan
- Wafat karena terbakar tubuhnya
- Wafat karena berperang di jalan Allah
Meninggal Dalam Kondisi Nifas atau Saat Sedang Mengandung
Keistimewaan ini tentu saja khusus bagi wanita. Dalam beberapa haditsnya, Rasulullah menegaskan bahwa balasan pahala yang berlimpah akan diberikan bagi wanita yang wafat saat tengah mengandung.
Mereka ini disejajarkan derajatnya dengan pada syahid yang wafat di medan perang saat membela kebenaran dan tauhid.
Meninggal Saat Mempertahankan Hartanya Dari Orang Yang Ingin Merampas
Tanda orang meninggal dalam keadaan baik berikutnya adalah saat dia wafat demi mempertahankan hartanya yang akan dirampas. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, meriwayatkan bahwa suatu hari ada seseorang yang mendatangi Rasulullah dan bertanya.
“Wahai Rasul, jika ada orang yang berniat merampas hartaku, bagaimana menurutmu?”
Rasul bersabda, “Jangan engkau memberikannya.”
Ia lalu kembali bertanya, “Bagaimana kalau ia berniat membunuhku?”
Rasul bersabda, ”Bunuhlah ia.”
“Bagaimana jika aku yang terbunuh?”, kata orang itu bertanya lagi.
“Engkau akan dinilai syahid,” demikian Rasul menjawabnya.
Orang tersebut kembali bertanya, “Bagaimana jika ia tewas di tanganku?”
“Ia akan berada di neraka”, demikian Rasul menjawabnya.
Hadits Sa’id bin Zaid, Rasulullah bersabda ada tentang tiga syahid, yaitu,
- Seseorang syahid saat terbunuh karena membela hartanya
- Seseorang syahid saat wafat demi membela keluarganya
- Seseorang syahid saat meninggal dunia karena membela darah atau agamanya
Meninggal Saat Sedang Ribath
Yang dimaksud ribath adalah aktivitas menjaga wilayah perbatasan untuk membela agama. Rasulullah bersabda sebagaimana yang dikatakan Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu: Menjaga daerah perbatasan selama sehari semalam dinilai lebih baik dibandingkan puasa serta shalat selama sebulan.
Jika yang bersangkutan wafat pada saat ribath, dia akan mendapat pahala amal yang mengalir tanpa henti, rezeki baginya, serta dijaga dari segala fitnah.
Meninggal Saat Tengah Beramal Shalih
Inilah sebabnya sebagai muslim seharusnya kita tidak lepas dari amal shalih dalam keseharian. Hadis dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallah karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk syurga. Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk syurga. Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yang dia mengakhiri hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk syurga.” (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Maknanya, siapa pun yang beribadah, melakukan amal shalih untuk mengharapkan ridha Allah SWT kemudian wafat, maka syahid lah dia.
Setiap muslim tentu memimpikan akhir hidup yang baik, atau khusnul khotimah. Untuk meraihnya, Imam al-Suyuthi merangkum pendapat beberapa ulama menjelaskan untuk menghindari 4 hal berikut:
- Meremehkan ibadah shalat wajib
- Mengkonsumsi hidangan yang dapat memabukkan
- Menyakiti hati orang tua
- Menyakiti hati sesama saudara muslim
Empat hal itulah yang dapat menyebabkan akhir yang buruk atau su’ul khotimah.Semoga ulasan tentang Tanda Kematian Khusnul Khotimah ini bermanfaat dan menjadi motivasi terbaik bagi Anda.