Jika kita mengenal tata cara pemakaman dalam Islam, ternyata terdapat tata cara pemakaman lainnya yang berbeda prosesinya. Perbedaan ini berdasarkan persepsi masing-masing kaum atau kepercayaan tentang bagaimana yang namanya kehidupan dan kematian. Prosesi berbagai pemakaman yang berbeda ini sudah dilakukan bahkan beberapa diantaranya sejak sebelum masehi.
Makam dalam Islam
Pemakaman manusia yang telah meninggal adalah salah satu yang diberi pedomannya oleh Allah SWT. Artinya memang sunnatullahnya bahwa ada tata cara pemakaman di tengah-tengah manusia. Bagaimana prosesnya memang ditentukan berdasarkan persepsi masing-masing. Lantas bagaimana pedomannya dalam Islam?
Artikel di halaman distributor keranda mayat telah membahas pedoman seputar mengurus jenazah di dalam Islam yang salah satunya adalah kewajiban untuk menguburkan jenazah. Selain itu, perlu dipahami pula menurut apa yang ditunjukkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW bagaimana seharusnya tata cara pemakaman dalam Islam termasuk bagaimana seharusnya makam itu dibuat.
Berikut ini sebagian hadits-hadits Nabi SAW yang menunjukkan bagaimana seharusnya pemakaman itu dibuat :
1. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ, ia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُلْحِدَ وَنُصِبَ عَلَيْهِ اللَّبِنُ نَصَبًا، وَرُفِعَ قَبْرُهُ مِنَ الْأَرْضِ نَحْوًا مِنْ شِبْرٍ
Bahwa Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam dimakamkan dalam liang lahat, diletakkan batu nisan di atasnya, dan kuburannya ditinggikan dari permukaan tanah setinggi satu jengkal.
2. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ, ia berkata:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam telah melarang menyemen kuburan, duduk di atasnya, dan membangun sesuatu di atasnya.” (HR. Muslim)
3. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
لَعَنَ اللهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
“Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah)” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)
4. Dari Jundub bin Abdillah al-Bajali radhiyallâhu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam pada saat lima hari sebelum beliau wafat, beliau bersabda:
إِنَّ اللهَ قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيْلاً كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيْلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلاً، أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ، فَإِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai khalil (kekasih)-Nya sebagaimana Ia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Seandainya aku menjadikan seseorang dari umatku sebagai kekasihku, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan para Nabi dan orang shalih diantara mereka sebagai tempat ibadah. Ketahuilah, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid (tempat ibadah), karena sungguh aku melarang kalian melakukan hal itu.”
Dari pedoman seputar pemakaman dan bagaimana seharusnya makam dalam Islam, maka kita mendapati bahwa prosesi pemakaman itu termasuk salah satu fardhu kifayah yang wajib untuk diselesaikan. Selain itu, pada makam hanya terdapat nisan dan tanahnya ditinggikan paling maksimal satu jengkal saja agar tampak berbeda dengan area biasa atau jalan yang ada di sekitarnya.
Berbagai Tata Cara Pemakaman
Manusia memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang kehidupan termasuk kematian. Berdasarkan tata cara pemakaman yang pernah ada, prosesinya didasari oleh bagaimana mereka mendefinisikan perihal kematian menurut pemahaman mereka. Bagaimana prosesi dan bentuk makam yang pernah ada di dunia?
Ajaran Budha Vajrayana
Makam menurut ajaran Budha Vajrayana disinyalir telah ditemukan sejak 80.000 tahun sebelum masehi. Meskipun begitu menurut peneletian yang ada masih ada tata cara pemakaman yang lebih tua yaitu 90.000 tahun sebelum masehi yaitu di Qafzeh, Israel. Bagaimana pemakaman menurut ajaran Budha Vajrayana?
Menurut penganut ajaran ini, tubuh manusia hanyalah cangkang kosong. Secara analogi, cangkang digunakan dan bisa digantikan sedangkan penggunanya masih tetap ada (tidak mati). Sehingga manusia yang mati, tubuhnya dicincang dan dibiarkan agar dimakan burung bangkai. Burung bangkai dipercaya akan membawa jiwa dari mayat untuk menunggung reikarnasi, berpindahnya jiwa ke “cangkang” yang baru.
Mesir Kuno
Tata cara pemakaman yang satu ini mungkin yang paling dikenal di dunia sebagai tata cara yang kuno (4.000 tahun sebelum masehi). Tata cara pemakaman Mesir kuno adalah dengan cara mumifikasi. Jenazah diawetkan dengan getah aromatik dari tetumbuhan. Getah utama yang digunakan adalah balsam. Metode pembalsaman tertua mengharuskan jenazah dibungkus kain dan dikubur dalam arang kayu dan pasir di wilayah yang bebas dari kelembaban.
Bangsa Mesopotamia
Pemakaman bagi bangsa Mesopotamia hampir sama dengan kebanyakan pemakaman saat ini, yaitu manusia yang sudah mati akan dimakamkan di dalam tanah. Bagi mereka tata cara ini dipercaya akan membantu roh mencapai kehidupan setelah mati. Ritual penguburan biasanya menyertakan bekal kubur seperti makanan dan perkakas. Tata cara ini dipercaya sudah ada sejak 5.000 tahun lalu.
Budaya Megalitikum
Budaya Megalitikum termasuk salah satu yang ditemukan peninggalannya di Indonesia yaitu di daerah Nusa Tenggara Timur. Menurut budaya ini, manusia yang sudah mati disimpan di tempat yang disebut dengan Sarkofagus. Tata cara ini juga dilakukan salah satunya oleh bangsa Romawi Kuno.
Hindu
Dalam ajaran Hindu, kremasi dianggap membantu melepaskan roh dari keterikatan duniawi. Dengan cara ini, unsur materi yang membentuk tubuh lebih cepat kembali menyatu dengan alam. Kremasi menjadi tradisi umum di Yunani Kuno pada 800 SM. Ritual ini masih bisa ditemui di India dan Bali, Indonesia (ngaben).
Suku Minahasa
Suku Minahasa di Sulawesi Utara memiliki tradisi menguburkan jenazah, dalam posisi meringkuk sebagaimana posisi janin dalam kandungan, pada sebuah batu yang disebut waruga. Posisi makam dan jenazah mengarah ke utara, sesuai kepercayaan asal-usul masyarakat Minahasa yang datang dari utara. Dipercaya, tradisi ini telah ada sekitar abad ke-9 M.
Bangsa Viking
Pada 950 M, bangsa Viking di Skandinavia percaya perahu merupakan kendaraan untuk menuju kehidupan setelah mati. Mereka pun melarung pejuang Viking dengan perahu yang dibakar. Jika tak dilarung, bangsa Viking akan menguburkan kerabatnya dan mengelilingi kuburan itu dengan batu yang dibentuk seperti perahu.
Itulah beberapa tata cara pemakaman yang pernah ada di seluruh dunia. Namun masih terdapat berbagai tata cara lainnya yang masih belum dibahas dalam ulasan kita kali ini. Semoga informasi ini bisa menjadi ulasan yang menarik bagi Anda.